Friday 22 February 2013

Kerajaan Banjar

Banjar
Kerajaan Banjar merupakan kerajaan Islam yang ada di Kalimantan Selatan yang didirikan oleh Pangeran Samudera. Kerajaan ini berkembang menjadi pusat perkembangan yang banyak dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai daerah. Dalam penyebaran Agama Islam di Kalimantan Selatan Khususnya daerah Banjar (Banjarmasin) dilakukan oleh para pemuk agama Islam dari Demak. Penyebaran Agama Islam ini mendapat sambutan yang baik dari masyarakat Kalimantan.

Pangeran Samudera, Raja Banjar, yang sebelumnya kerajaan Hindu merasa tertarik terhadap ajaran Islam, sehingga akhirnya ia memeluk Islam dan namanya diganti menjadi Sultan Suryamullah atau Sultan Suryansyah. Dengan masuk Islamnya Suryamullah, maka bentuk Banjar berubah menjadi kerajaan bercorak Islam.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang raja, Sultan Suryamullah dibantu oleh beberapa bawahannya yang mempunyai tugas masing-masing, yaitu:
(a) Patih Pangiwa dan Manteri Pangan, bertugas mengurus bidang politik dan pertahanan negara.
(b) Patih, bertugas sebagai kepala pelaksana pemerintahan.
(c) Manteri Bhuni dan Manteri Sikap, bertugas mengurus keuangan dan istana dan perpajakan.
(d) Penghulu, bertugas mengurus bidang agama.
(e) Patih Balit, Patih Kuwin dan Patih Muhur, bertugas mengurus bidang pengadilan dan hakim istana.
Selain adanya para pembantu tersebut, di kerajaan Banjar pun ada suatu lembaga yang disebut dengan Dewan Mahkota yang tugasnya antara lain:
(a) Mengawasi atau membatasi kekuasaan raja.
(b) Sebagai pembantu dan penasehat raja dalam memecahkan persoalan-porsoalan dalam pemerintahan.
Yang menjadi anggota Dewan Mahkota ini terdiri dari para Bangsawan, Patih, Mantri, Kyai, serta pejabat-pejabat tinggi lainnya dalam pemerintahan.  Dalam perkembangan sejarahnya kerajaan Banjar merupakan sekutu kerajaan Demak. Ketika kerajaan Demak berperang dengan Portugis, kerajaan Banjar ikut membantu. Begitu pula Demak pun ikut membantu kerajaan Banjar dalam penyebaran Agama Islam di Kalimantan Selatan. Selain itu Demak pun pernah membantu Sultan Suryamullah ketika kerajaan Banjar melakukan penyerbuan ke kerajaan Hindu Negaradipa. Dikalahkannya Negaradipa ini membawa akibat positif terhadap perkembangan Islam di Kalimantan Selatan.
Sultan Suryanullah digantikan puteranya, Sultan Rahmatullah. Rahmatullah lalu digantikan oleh Sultan Hidayatullah. Pada masa Hidayatullah ini, hubungan dengan Demak terputus. Ia memindahkan ibukota ke Muara Tambangan dari Martapura.
Berikut adalah raja-raja Banjar yang memerintah setelah Sultan Hidayatullah:
(a) Sultan Tahlilullah (1700-1745);
(b) Sultan Tamjidillah (1745-1778);
(c) Sultan Tahmidillah (1778-1808);
(d) Sultan Sulaiman (1808-1825);
(e) Sultan Adam al-Wasi Billah (1825-1857);
(f) Pangeran Tamjidillah (1857-1859).
Pada tahun 1859 hingga 1905, berlangsung Perang Banjar yang dipimpin oleh Pangeran Antasari (1809-1862). Pangeran Antasari yang masih kerabat istana, tak setuju terhadap kebijakan Pangeran Tamjidillah yang pro Belanda. Pertempuran besar melawan Belanda berhenti pada tahun 1863, namun pertempuranpertempuran dalam skala kecil masih berlangsung hingga tahun 1905 yang dipimpin oleh putera Antasari, Muhammad Seman. Pada tahun 1860, Belanda menghapuskan Kerajaan Banjar.

No comments:

Post a Comment